Selasa, 18 Oktober 2011

KONSEP PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Pada hakikatnya semua pembangunan dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Untuk itu pembangunan terhadap masyarakat desa dipusatkan pada mereka (people centered development) (Korten, 2001:110), melalui suatu gerakan yang dinamakan pengembangan masyarakat (community development) sebagaimana rumusan konsep Brokensha dan Hodge dalam Adi (2003:200) berikut ini :
Community development is a movement designed to promote better living for the whole community with the active participation and on the initiative of the community
(Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat).
Definisi di atas pada hakikatnya memberikan gambaran tentang upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat serta berusaha menciptakan suatu kondisi yang memancing kemauan dan insiatif sendiri dari masyarakat yang bersangkutan.  Dengan adanya peningkatan kemampuan dan inisiatif mereka, diharapkan masyarakat semakin mandiri dan mampu memahami permasalahan yang dihadapi serta potensi yang mereka miliki untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Berkaitan dengan konsep pengembangan masyarakat, selain Brokensha dan Hodge, masih banyak pemikiran lain yang dikemukakan oleh para ahli.  Salah satu diantaranya adalah Dunham sebagaimana dikutip Adi (2003:218) yang mengatakan pengembangan masyarakat merupakan :
“Organized efforts to improve the conditions of community life, primarily through the enlistment of self-help and cooperative effort from the villagers, but with technical assistance from government or voluntary organizations”.
(berbagai upaya yang terorganisir yang dilakukan guna meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat, terutama melalui usaha yang kooperatif dan mengembangkan kemandirian dari masyarakat pedesaan, tetapi hal tersebut dilakukan dengan bantuan teknis dari pemerintah ataupun lembaga-lembaga sukarela).
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, Dunham menjelaskan bahwa pengembangan masyarakat mencakup : 1) program terencana yang difokuskan pada seluruh kebutuhan masyarakat, 2) bantuan teknis, 3) berbagai keahlian yang terintegrasi untuk membantu masyarakat, dan 4) suatu penekanan utama atas self help dan partisipasi oleh masyarakat.
Lebih lanjut Dunham dalam Adi (2003:218-219) mengemukakan bahwa dalam usaha menggambarkan pengembangan masyarakat, terdapat 5 (lima) prinsip dasar yang amat penting yaitu :
1.Penekanan pada pentingnya kesatuan kehidupan masyarakat dan hal yang terkait dengan hal tersebut
2.Perlu adanya pendekatan antar tim dalam pengembangan masyarakat
3.Kebutuhan akan adanya community worker yang serba bisa (multi purpose) pada wilayah pedesaan
4.Pentingnya pemahaman akan pola budaya masyarakat lokal
5.Adanya prinsip kemandirian yang menjadi prinsip utama dalam pengembangan masyarakat.
Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1956 dalam Bhattacharyya (1972:4), mengemukakan definisi pengembangan masyarakat yang telah digunakan secara luas sebagai dasar perencanaan dan pengevaluasian berbagai program pembangunan masyarakat.  Menurut PBB :
“Community Development is the processes by which the efforts of the people themselves are united with those of govermental authorities to improve the economic, social and cultural conditions of communities, to integrate these communities into the life of the nation and to enable them to contribute fully to national progress”.
(pengembangan masyarakat adalah suatu proses, baik ikhtiar masyarakat yang bersangkutan yang diambil berdasarkan prakarsa sendiri, maupun kegiatan pemerintah dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan kebudayaan berbagai komunitas, mengintegrasikan berbagai komunitas itu kedalam kehidupan bangsa, dan memampukan mereka untuk memberikan sumbangan sepenuhnya demi kemajuan bangsa dan negara, berjalan secara terpadu didalam proses tersebut).
Lebih lanjut menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, pengembangan masyarakat mencakup dua elemen penting sebagai berikut :
“This complex of processes is thus made up of two essential   elements : the participation of the people themselves in efforts to improve their level of living with as much reliance as possible on their own initiative; and the provisions of technical and other services in ways which encourage initiative, self-help and mutual-help and make these more effective”.
Proses tersebut meliputi dua elemen dasar yaitu : partisipasi masyarakat itu sendiri dalam usaha mereka untuk memperbaiki taraf hidup mereka sedapat-dapatnya berdasarkan kekuatan dan prakarsa mereka sendiri; dan bantuan-bantuan teknis serta pelayanan lainnya yang dimaksud membangkitkan prakarsa, tekad untuk menolong diri sendiri dan kesediaan membantu orang lain serta membuat semua itu lebih efektif.
Rumusan pengembangan masyarakat yang dikemukakan oleh PBB di atas, pada intinya sejalan dengan pemikiran Ross (1967:8) yang mengemukakan bahwa :
“Community development designates the utilization under one single programme of approaches and tecniques which rely upon local communities as units of action and which attempt to combine outside assistance with organized local self-determination and effort, and which correspondingly seek to stimulate local initiative and leadership as the primary instruments of change”.
(Pengembangan masyarakat dirancang dengan memanfaatkan satu pendekatan program dan teknik yang menitikberatkan pada masyarakat di tingkat lokal sebagai unit kegiatan dan mengaitkannya dengan bantuan dari luar dengan pengambilan keputusan dan usaha yang terorganisir pada tingkat lokal.  Kegiatan ini menstimulasi inisiatif pada tingkat lokal dengan kepemimpinan sebagai instrumen utama dalam perubahan).
Pemikiran Ross tersebut mengisyaratkan bahwa salah satu instrumen utama perubahan dalam pengembangan masyarakat adalah inisiatif lokal.  Sehingga untuk menumbuhkan inisiatif lokal dimaksud dapat dilakukan dengan cara mendorong masyarakat setempat untuk dapat secara sadar berdasarkan inisiatif sendiri untuk mau dan mampu mengikuti suatu proses perubahan.
Dari beberapa konsep yang telah dikemukakan di atas, konsep pengembangan masyarakat pada intinya berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat melalui suatu program peningkatan kesejahteraan mereka dengan melibatkan partisipasi aktif dan inisiatif masyarakat itu sendiri.  Dengan demikian, adanya partisipasi aktif dan inisiatif masyarakat dalam pembangunan akan mampu memperbaiki kondisi masyarakat yang miskin dan terbelakang ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan penelitian terhadap pelaksanaan program pengembangan masyarakat (community development) di beberapa negara, Conyers (1984:179-183) mengemukakan bahwa terdapat 2 (dua) tipe pengembangan masyarakat, yaitu : Pertama, community development yang penyelenggaraannya dikoordinasikan oleh suatu departemen atau instansi pemerintah yang khusus bertanggung jawab atas masalah pembangunan masyarakat.  Departemen atau instansi yang bersangkutan mempekerjakan tenaga-tenaga profesional di bidang pembangunan masyarakat yang bertanggung jawab dalam mendorong serta membantu segala jenis kegiatan masyarakat setempat diseluruh daerah.  Pelaksanaan program pengembangan masyarakat dengan menggunakan tipe ini mampu mengatasi permasalahan pokok yaitu kurangnya sumber daya, khususnya sumber daya manusia dan Kedua, community development yang pelaksanaannya melibatkan proyek khusus yang mencakup suatu daerah yang amat terbatas.  Proyek-proyek semacam ini cenderung memiliki cakupan kegiatan yang lebih luas dari pada yang biasanya dilaksanakan oleh departemen yang bersangkutan.  Proyek-proyek ini memungkinkan terpusatnya perhatian berbagai departemen untuk mengintegrasikan semua aspek pembangunan di daerah tersebut.
Sementara itu Ife (1995:131-175), mengemukakan bahwa terdapat 6 (enam) dimensi yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat (community development), yang saling terkait satu dengan lainnya.  Kegagalan pada satu dimensi akan sangat berpengaruh terhadap dimensi yang lainnya.  Adapun keenam dimensi tersebut mencakup dimensi sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, lingkungan dan personal/spiritual.
Kemudian perlu juga dipahami bahwa keberhasilan pelaksanaan pengembangan masyarakat menurut Rubin dan Rubin (1992:10) dimaksudkan untuk mencapai  beberapa tujuan yang antara lain :
1)Memperbaiki kualitas hidup melalui pemecahan masalah secara bersama.
2)Membina dan mempertahankan nilai-nilai demokrasi sebagai bagian dari proses pengorganisasian dan sebagai hasil dari pengembangan masyarakat.
3)Memberi ruang kepada masyarakat untuk mengembangkan potensi mereka sebagai individu.
Berpijak pada uraian mengenai beberapa tujuan pengembangan masyarakat yang telah disampaikan di atas, terdapat nilai-nilai yang menjadi orientasi dari pengembangan masyarakat.  Diantara nilai-nilai tersebut yang pantas dikedepankan adalah nilai kebersamaan, demokrasi dan rasa percaya diri dengan cara mengembangkan potensi masyarakat.
Selanjutnya Sanders dalam Cary (1970:18), mengemukakan bahwa ada 4 (empat) cara para ahli dalam memandang pengembangan masyarakat (community development) sebagai berikut :
a.Community Development sebagai suatu proses
Pengembangan masyarakat sebagai suatu proses, dipandang sebagai suatu siklus maupun paradigma yang berkesinambungan yaitu perubahan dari suatu tahap atau kondisi kepada tahap atau kondisi berikutnya menuju suatu masyarakat mandiri yang mampu menentukan nasibnya sendiri dan menempuh berbagai upaya bersama untuk mencapainya.  Hal ini mencakup perubahan dari satu atau dua orang atau sebagian elit yang memiliki otoritas membuat keputusan masyarakat, kepada perubahan dimana semua warga masyarakat itu sendiri membuat keputusan akan masalah-masalah yang menjadi perhatian mereka; perubahan dari kerjasama terbatas (minimum) kepada kerjasama secara maksimum; perubahan dari sedikitnya partisipasi seseorang dalam kegiatan bersama kepada partispasi secara penuh dalam kegiatan; perubahan dari menggantungkan diri pada sumber bantuan dari luar kepada penggunaan secara maksimal berbagai sumber daya yang dimiliki.
b.Community Development sebagai suatu metode
Titik berat Community Development sebagai suatu metode terletak pada cara-cara pelaksanaan proses.  Bagaimana strategi dan teknik petugas dalam menjalankan perannya untuk merubah sikap/perilaku masyarakat terhadap pembangunan.  Community Development sebagai metode bekerja dengan dua cara, yaitu partisipasi masyarakat dan pengorganisasian masyarakat.  Metode community development ini dapat diterapkan pada proses apapun.  Inilah landasan teoritis bagi eksistensi organisasi masyarakat dan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut nasib mereka.  Community development sebagai suatu metode berfungsi untuk menggali potensi sumber daya manusia dengan cara memberikan bimbingan dan latihan atau keahlian tertentu serta bantuan teknis lainnya.
c.Community Development sebagai suatu program
Sebagai program, community development merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.  Titik berat community development sebagai program adalah pada pencapaian tujuan organisasi.  Tujuan, sasaran, kegiatan-kegiatan yang akan dicapai baik jangka panjang maupun jangka pendek sangat tergantung pada situasi dan kondisi masyarakat maupun kegiatan itu sendiri.  Tekanan utama dalam melihat community development sebagai program ialah penyelesaian dari serangkaian kegiatan yang bisa diukur hasilnya secara kuantitas.
d.Community Development sebagai suatu gerakan (movement)
Community development sebagai suatu gerakan lebih ditekankan pada seberapa jauh community development dapat menyadarkan warga masyarakat sehingga mereka dapat terlibat secara emosional dalam kegiatan yang telah diputuskan secara bersama.  Kegiatan-kegiatan yang terorganisasi untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh warga masyarakat melalui partisipasi aktif atas dasar prakarsa mereka sendiri.  Namun jika prakarsa itu tidak muncul secara spontan maka dapat diterapkan berbagai teknik untuk menimbulkan dan merangsang prakarsa yang aktif terhadap kegiatan tersebut.